Aku di bulan April.
Coba,
lihatlah seonggok daging dan tulang ini...
Merintih kesakitan, kewalahan, dan kesedihan,
Entah apa yang sedang menimpanya, toh buktinya dia tetap bertahan menuju cita-cita nya pun menuju apa yang sudah menjadi harapnya,
Kemanakah ia harus merasakan kebahagiaan, kenyamanan, dan kehangatan...
Pun pada akhirnya hanyalah dirinya yang menjadi tempat berlabuh,
Syair tanpa sarat ini meskipun tanpa irama, akan tetap menjadi luapan hati secara konkret,
Maafkanlah, ada tujuan mulia yang selalu ia coba berikan...
Terimakasih
Comments
Post a Comment